Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam forum diskusi.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak
(CGP)
Pada Pembelajaran kali ini, Anda
akan berlatih membangun kerangka berpikir dan menyampaikan ide serta gagasan
berdasarkan pemahaman dan internalisasi konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara
(KHD) dalam ruang diskusi virtual.
Dalam forum diskusi virtual,
Fasilitator memfasilitasi diskusi bagaimana Anda memahami pemikiran filosofis
KHD untuk melatih Anda untuk lebih saksama memaknai dan menghayati pemikiran
KHD dalam menuntun kekuatan kodrat anak dan bagaimana penerapannya pada konteks
lokal sosial budaya di daerah Anda.
Memulai Eksplorasi Konsep
melalui forum diskusi di ruang ‘virtual’, Anda diberikan pertanyaan reflektif
terkait pemahaman Anda mengenai pemikiran filosofis KHD. Pertanyaan pemantik
berikut dapat Anda renungkan sebelum sesi dimulai:
- Apa makna kata ‘menuntun’ dalam
proses pendidikan anak bagi saya?
Ki Hajar Dewantara (KHD)
berpendapat bahwa Pendidikan memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala
kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai
anggota masyarakat.
Dalam proses “menuntun”, walaupun
anak diberi kebebasan untuk mengembangkan ide, kreativitas, bakat dan minat
nya. namun pendidik sebagai penuntun dengan
memberi arahan dan bimbingan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan
dirinya. Sebagai seorang guru
dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam
belajar.
- Bagaimana kata “menuntun” saya
maknai dalam konteks sosial budaya di daerah saya? Apa dapat saya lakukan
untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya
di daerah saya?
Kata "menuntun" dalam
konteks sosial budaya di daerah bisa dimaknai sebagai suatu usaha membawa
seseorang kepada suatu hal yang baik di masyarakat, dengan berupa memberi arahan,
bombingan ataupun pengajaran, yang dilakukan secara sungguh-sungguh hingga bisa membuahkan hasil sesuai
dengan tujuan.
Hal yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di
daerah adalah harus berusaha dalam
mempengaruhi karakter pada masing-masing peserta didik. Dalam membentuk karakter peserta
didik kita harus menunjukkan keteladanan, dan memberi contoh yang baik kepada
peserta didik, dengan meningkatkan kredibilitas dan kedisiplinan saya sebagai
guru. Harapannya akan
membentuk pribadi anak menjadi manusia yang paham mengenai budaya yang ada
didaerahnya, menjadi pribadi yang baik
suka menolong dan membantu sesama, serta berguna bagi masyarakat sekitar,
bangsa, dan juga negara.
- Mengapa pendidikan murid (anak)
perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman?
Tidak semua sumber belajar sesuai tantangan perkembangan zaman itu baik,
jadi perlu diselaraskan antara alam dan zaman. Karena pada dasarnya pendidikan
anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam berkaitan dengan sifat
dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan
dengan isi dan irama. Maksudnya setiap anak membawa sifat atau karakter
masing-masing. Jadi guru tidak bisa menghapus sifat dasar tersebut. Yang bisa
dilakukan adalah menunjukan, menuntun dan membimbing mereka agar muncul
sifat-sifat baiknya, sehingga sifat-sifat jeleknya akan kabur dan tertutupi.
Kodrat zaman dapat diartikan sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya,
agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri, dalam konteks
pembelajaran sekarang, kita harus bekali siswa dengan kecakapan, budi pekerti yang
harus menjadi bagian tak terpisahkan. Guru harus senantiasa memberikan teladan
baik bagi siswanya.
Dalam pembelajaran di kelas, guru
harus memperhatikan kodrat anak yang
masih suka bermain, karena ketika anak-anak bermain pasti yang mereka rasakan
kegembiraan. Semua itu membuat kesan membekas di hati dan pikirannya. Dengan
demikian kita harus memasukan unsur permainan dalam pembelajaran, agar siswa
senang dan tidak bosan. Apalagi dengan permainan tradisional, selain mendidik
sekaligus bisa mengajak anak melestarikan kebudayaan.
- Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan
yang berhamba pada anak” dengan peran saya sebagai pendidik?
Pendidikan yang dicita-citakan
Bapak Pendidikan Nasional kita, Ki Hadjar Dewantara sampai saat ini sebenarnya belum
sepenuhnya terlaksana karena beberapa faktor. misalnya persoalan administratif yang mengakibatkan pendidik terbelenggu dalam suatu
sistem sehinggan pendidik tidak berperan
sebagai sumber utama dalam pengetahuan. Padahal pendidikan yang memanusiakan
dan memerdekakan adalah pendidikan yang berpihak dan berhamba pada anak didik
dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi minat dan bakat yang dimiliki setiap
anak. Pendidik seharusnya berperan sebagai
fasilitator yang mendampingi proses pembelajaran dan meyalani kebutuhan anak
didik dengan memenuhi hal yang bisa membuat anak didik tersebut berkembang
secara optimal salah satunya adalah membuat suasana nyaman untuk belajar.
Pendidikan yang menghamba pada anak menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menghadirkan model dan metode belajar yang menggali motivasi untuk membangun anak menjadi pembelajar sejati, selalu ingin tahu terhadap informasi dan pengetahuan, suka dan senang membaca.
Petunjuk Pelaksanaan Diskusi:
Bapak/Ibu Calon Guru
Penggerak, diskusi ruang virtual akan dipandu oleh Fasilitator dengan
tahapan sebagai berikut:
- Pembukaan (25’)
Fasilitator membuka Forum Diskusi dengan menegaskan tujuan pembelajaran ‘CGP mampu memberikan perspektif refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam forum diskusi’.
Fasilitator menegaskan dalam Forum Diskusi, CGP saling membuka diri terhadap perbedaan dalam berpendapat, bertanya dan berbagi praktik baik untuk lebih kritis dan reflektif dalam memaknai dan menghayati pemikiran filosofis Ki Hajdar Dewantara.
Refleksi Kritis CGP (30’)
Setiap CGP menyampaikan memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara.
Dialog: Diskusi & Tanya Jawab (20’) - CGP saling
berdialog untuk mengkonfirmasi perspektif setiap CGP dalam memaknai dan
menghayati pemikiran KHD dengan saling bertanya atau mengkonfirmasi
perspektif rekan CGP lain
- Fasilitator
memandu dialog
- Refleksi dan Umpan Balik (10’)
- Fasilitator
memberi umpan balik untuk memberi penguatan terhadap pemahaman CGP.
- Refleksi
pembelajaran dituliskan pada aplikasi yang disediakan oleh Instruktur
(padlet).
https://jamboard.google.com/d/1l0NHTklagCEGJ3hJdLHj1g-gkF2yqRloJX1BLCn34BM/edit?usp=sharing
https://jamboard.google.com/d/1rI_7zrxnCFxnEmvjHlZ7VUez6SuUQ2NuEjaRQ4r0_9Y/edit?usp=sharing
- Penutup (05’)
Fasilitator menutup kegiatan pembelajaran Eksplorasi Konsep Forum Diskusi “ Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara”
Penutup
Dengan
mengirimkan hasil tanggapan reflektif kritis baik berupa rekaman
audio/video pendek, Anda telah menyelesaikan kegiatan eksplorasi konsep untuk
modul 1.1. Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Selanjutnya,
untuk lebih memperdalam pemahaman Anda terkait materi, Anda akan berlatih
membangun kerangka berpikir dan menyampaikan ide serta gagasan berdasarkan pemahaman
dan internalisasi konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam ruang
diskusi virtual.
0 comments:
Post a Comment