1.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 – Penugasan Kelompok

Tujuan Pembelajaran Khusus:  Peserta mampu menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat.

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Ruang Kolaborasi memberikan ruang perjumpaan bagi Anda untuk berkolaborasi sesama CGP dalam menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat untuk menebalkan laku murid dan menuntun kekuatan kodrat murid yang dapat diimplementasikan pada konteks lokal (budaya) daerah asal Anda. Hasil kolaborasi dalam menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya menjadi dasar pengetahuan dan pengalaman baru dalam merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Anda bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk mengeksplorasi nilai-nilai luhur sosial budaya di daerah asal Anda dalam upaya menebalkan konteks diri (kekuatan kodrat) murid sebagai manusia dan anggota masyarakat.  Indonesia memiliki keberagaman sosial budaya yang dapat menjadi kekuatan.

Instruksi penugasan kelompok

  • Anda membentuk sesuai dengan jumlah CGP yang diampu oleh Fasilitator.
  • Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mendiskusikan 

1.    Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?

Menurut Ki Hadjar Dewantara, salah satu kodrat anak adalah bermain. Bermain dapat menumbuhkan pikiran, perasaan, kemauan, dan tenaga cipta, rasa, karsa/karya, dan pekerti pada anak. Sehingga permainan dapat digunakan sebagai salah satu bagian dalam pembelajaran di sekolah. Aplikasinya dalam pendidikan saat ini adalah menerapkan permainan dalam pembelajaran, seperti congklak, gobak sodor, tebak-tebakan, dan kuis


2.    Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan  dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?

Kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua dan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, pramuka, PMR, paskibra, kesenian, bahasa dan sastra, KIR, jurnalistik, olahraga, dsb.

Selain itu ada pula kegiatan non-kurikuler dan pembiasaan pendidikan karakter di sekolah seperti memulai hari dengan upacara bendera (Senin), apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku-buku non-pelajaran tentang PBP, cerita rakyat yang dilakukan 15 menit sebelum memulai pembelajaran.

Untuk kegiatan yang terakhir ialah kegiatan pendidikan karakter bersama orang tua di rumah, yang dilakukan pada sabtu-minggu. Yaitu saat siswa berinteraksi dengan orang tua dan lingkungan dan sesama.

 

3.    Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan.

Pendidikan karakter dan Pekerti  yang harus  tanamkan pada siswa. Pelaksanaan pendidikan Karakter dan Budi pekerti tidak hanya sebatas praktek di sekolah tetapi juga di rumah. Hal tersebut sangat penting dilakukan untuk memperkuat Cipta, Rasa, Karsa Siswa agar nantinya dapat menjadi manusia Indonesia yang unggul dalam prestasi berkakter budi pekerti yang mulia. Mengajak siswa untuk belajar diluar kelas dengan menfaatkan lingkungan sekitar untuk menggali kodrat alam dan zaman siswa sambil berkolaborasi dengan guru Penjaskes, juga masyarakat sekita sehingga siswa tidak merasakan kejenuhan. Mengasah rasa sosial siswa dengan melaksanakan kegiatan Jumat Amal untuk menyantuni anak yatim piatu di lingkungan sekolah.

 

  • Tenggat waktu akan diumumkan di LMS.

Silahkan klik tombol Enter the room untuk mengikuti tatap muka virtual.

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

Recent Post

Recent Posts Widget