Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu memberikan perspektif refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam Elaborasi Pemahaman dengan berdialog bersama Instruktur.
Bapak dan Ibu Calon
Guru Penggerak (CGP)
Pada Pembelajaran kali
ini, Anda akan berlatih membangun kerangka berpikir dan menyampaikan ide serta
gagasan berdasarkan pemahaman dan internalisasi konsep pemikiran Ki Hadjar
Dewantara (KHD) dalam ruang diskusi virtual.
Diskusi di forum
diskusi virtual, Instruktur memberikan penguatan pemahaman konsep pemikiran
filosofis KHD untuk melatih Anda untuk lebih saksama memaknai dan menghayati
pemikiran KHD dan bagaimana penerapannya pada konteks lokal sosial budaya di
daerah Anda.
Pertanyaan pemantik
untuk diskusi bersama Instruktur
Memulai Eksplorasi
Konsep melalui forum diskusi di ruang ‘virtual’, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak
diberikan pertanyaan reflektif terkait pemahaman Anda mengenai pemikiran
filosofis KHD. Pertanyaan pemantik berikut dapat Anda renungkan sebelum sesi
dimulai:
- Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam
konteks sosial budaya di daerah saya? Perubahan konkret
apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya?
Melaksanakan pembelajaran dengan kegiatan mengangkat kembali permainan daerah yang diinovasikan dengan kompetensi yang akan di capai. Saya sebagai guru memfasilitasi dan menuntun merekauntuk mencapai tujuan.Menuntun yang saya lihat dari konteks sosial budaya daerah saya adalah sopan santun, unggah ungguh. Menuntun dengan sabar agar anak bisa memahami dirinya dan berkembangsesuai kemampuan dan keunikannya.
- Mengapa Pendidikan perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat
zaman?
Kodrat alam
berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan
kodratzaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah
membawa sifatatau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa
menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan
membimbing mereka agar munculsifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan
sifat-sifat jeleknya
Kodrat
zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilankepada
siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan
diri.Dalam konteks pembelajaran sekarang, ya kita harus bekali siswa dengan
kecakapan Abad 21. Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari
pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa
memberikan teladanyang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi
pekerti. Kita juga bisamelakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk
menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak
- Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan
yang berhamba pada anak” dengan peran saya sebagai pendidik?
Saya
pendidik untuk memberi tuntunan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak
secara budi (cipta, rasa, karsa) dan pekerti (tenaga), sesuai dengan kodratnya
sang anak.Pendidikan yang "ekologis," ibarat petani yang menanam
berbagai macam bibit tanamandan memelihara tanaman tersebut sesuai dengan
kodratnya. Tuntunan ini bersifat holistik,tak boleh lepas dari pendidikan
sosial dan kultural.Menghantarkan anak tidak hanya pada ketajaman pikiran,
kehalusan rasa, dan kekuatankemauan, namun juga pada kebulatan jiwa dan
kebijaksanaan.Sebagai guru saya tidak hanya menekankan pendidikan pikiran saja
dan menomorduakan pendidikan social saja, tetapi harus berjalan seirama
- Bagaimana gambaran proses
pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar
Dewantara (KHD)?
pembinaan dan pembiasaan pendidikan budi pekerti, baik di sekolah maupun di rumah harus lebih ditingkatkan dan dikontrol oleh semua pihak. Dalam hal ini peran guru, orang tua dan masyarakat sangat penting dalam mengontrol dan menjadi panutan atau teladan bagi siswa agar menjadi pelajar yang memiliki kompetensi global dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pemaparan Materi dari
Instruktur
Bapak/Ibu Calon Guru
Penggerak, diskusi ruang virtual akan dipandu oleh Instruktur dengan tahapan
sebagai berikut:
- Presentasi Materi (25’)
Instruktur mempresentasikan materi Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) selama 25 menit untuk memberikan penguatan pemahaman peserta terhadap pemikiran-pemikiran KHD.
1. Penuntun
Ing ngarso
2. Bermain
Engklek, congklak,
gobagsodor
Mengingat
nilai-nilai hidup
3. Pendidikan
yang berpihak pada anak
Bebas segala ikatan, dengan suci hati
mendekati sang anak, bukan untukk meminta suatu hak, melainkan untuk berhamba
pada sang anak
4. Dasar Pendidikan KHD-Bukan Tabularasa
Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar
sesuai keinginan orang dewasa
Anak lahir dengan kekuatan kodrat
Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks
diri anak dan sosio kultural/budaya.
5. Dasar Pendidikan KHD-Budi Pekerti
Bukdi p, watak, karakter adalah bersatunya
antara gerak pikir, perasaan dan kehendak atau kemauan (Gamelan)
6. Dasar Pendidikan KHD- Petani
Petani hakikatnya pendidik, Tukang kebun
kehidupan
7. Dasar
- Diskusi (20’)
Instruktur memberi penguatan terhadap pertanyaan-pertanyaan CGP. - Berbagi & Tanya Jawab (25’)
- CGP berbagi pengalaman praktik
baik proses pembelajaran yang merefleksikan pemikiran filosofis
Pendidikan KHD,
- CGP bertanya dan berdiskusi
kepada Instruktur terkait pembelajaran yang diperoleh dalam ruang
diskusi.
https://padlet.com/rahayujumi99/fnv5g681utsv14pr
- Refleksi dan Umpan Balik (15’)
- Instruktur memberi umpan balik
penguatan terhadap pemahaman CGP
- Refleksi pembelajaran
dituliskan pada aplikasi yang disediakan oleh Instruktur
(mentimeter/padlet/jamboard)
Instruktur menutup kegiatan pembelajaran Eksplorasi Konsep Refleksi Kritis
0 comments:
Post a Comment