1.1.a.7.1. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.1

Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu memberikan perspektif refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam Elaborasi Pemahaman dengan berdialog bersama Instruktur.

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Pada Pembelajaran kali ini, Anda akan berlatih membangun kerangka berpikir dan menyampaikan ide serta gagasan berdasarkan pemahaman dan internalisasi konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam ruang diskusi virtual. 

Diskusi di forum diskusi virtual, Instruktur memberikan penguatan pemahaman konsep pemikiran filosofis KHD untuk melatih Anda untuk lebih saksama memaknai dan menghayati pemikiran KHD dan bagaimana penerapannya pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda.

Pertanyaan pemantik untuk diskusi bersama Instruktur

Memulai Eksplorasi Konsep melalui forum diskusi di ruang ‘virtual’, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak diberikan pertanyaan reflektif terkait pemahaman Anda mengenai pemikiran filosofis KHD. Pertanyaan pemantik berikut dapat Anda renungkan sebelum sesi dimulai:

  1. Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? Perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya?

Melaksanakan pembelajaran dengan kegiatan mengangkat kembali permainan daerah yang diinovasikan dengan kompetensi yang akan di capai. Saya sebagai guru memfasilitasi dan menuntun merekauntuk mencapai tujuan.Menuntun yang saya lihat dari konteks sosial budaya daerah saya adalah sopan santun, unggah ungguh. Menuntun dengan sabar agar anak bisa memahami dirinya dan berkembangsesuai kemampuan dan keunikannya.


  1. Mengapa Pendidikan perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman?

Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodratzaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifatatau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar munculsifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya

Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilankepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri.Dalam konteks pembelajaran sekarang, ya kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21. Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladanyang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti. Kita juga bisamelakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak

  1. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba pada anak” dengan peran saya sebagai pendidik?

Saya pendidik untuk memberi tuntunan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak secara budi (cipta, rasa, karsa) dan pekerti (tenaga), sesuai dengan kodratnya sang anak.Pendidikan yang "ekologis," ibarat petani yang menanam berbagai macam bibit tanamandan memelihara tanaman tersebut sesuai dengan kodratnya. Tuntunan ini bersifat holistik,tak boleh lepas dari pendidikan sosial dan kultural.Menghantarkan anak tidak hanya pada ketajaman pikiran, kehalusan rasa, dan kekuatankemauan, namun juga pada kebulatan jiwa dan kebijaksanaan.Sebagai guru saya tidak hanya menekankan pendidikan pikiran saja dan menomorduakan pendidikan social saja, tetapi harus berjalan seirama


  1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)?

pembinaan dan pembiasaan pendidikan budi pekerti, baik di sekolah maupun di rumah harus lebih ditingkatkan dan dikontrol oleh semua pihak. Dalam hal ini peran guru, orang tua dan masyarakat sangat penting dalam mengontrol dan menjadi panutan atau teladan bagi siswa agar menjadi pelajar yang memiliki kompetensi global dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pemaparan Materi dari Instruktur

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, diskusi ruang virtual akan dipandu oleh Instruktur dengan tahapan sebagai berikut:

  • Presentasi Materi (25’)
    Instruktur mempresentasikan materi Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) selama 25 menit untuk memberikan penguatan pemahaman peserta terhadap pemikiran-pemikiran KHD.

1.    Penuntun

Ing ngarso

2.    Bermain

Engklek, congklak, gobagsodor

Mengingat nilai-nilai hidup

3.    Pendidikan yang berpihak pada anak

Bebas segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, bukan untukk meminta suatu hak, melainkan untuk berhamba pada sang anak

4.    Dasar Pendidikan KHD-Bukan Tabularasa

Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa

Anak lahir dengan kekuatan kodrat

Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak dan sosio kultural/budaya.

5.    Dasar Pendidikan KHD-Budi Pekerti

Bukdi p, watak, karakter adalah bersatunya antara gerak pikir, perasaan dan kehendak atau kemauan (Gamelan)

6.    Dasar Pendidikan KHD- Petani

Petani hakikatnya pendidik, Tukang kebun kehidupan

7.    Dasar

  • Diskusi (20’)
    Instruktur memberi penguatan terhadap pertanyaan-pertanyaan CGP. 
  • Berbagi & Tanya Jawab (25’)
    • CGP berbagi pengalaman praktik baik proses pembelajaran yang merefleksikan pemikiran filosofis Pendidikan KHD,
    • CGP bertanya dan berdiskusi kepada Instruktur terkait pembelajaran yang diperoleh dalam ruang diskusi.

https://padlet.com/rahayujumi99/fnv5g681utsv14pr

  • Refleksi dan Umpan Balik (15’)
    • Instruktur memberi umpan balik penguatan terhadap pemahaman CGP
    • Refleksi pembelajaran dituliskan pada aplikasi yang disediakan oleh Instruktur (mentimeter/padlet/jamboard)
Penutup (05’)
Instruktur menutup kegiatan pembelajaran Eksplorasi Konsep Refleksi Kritis

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *

Recent Post

Recent Posts Widget